
YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Konsep smart city tak bisa hanya ditopang oleh teknologi semata. Keterlibatan masyarakat, literasi digital, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia menjadi kunci utama agar kota cerdas benar-benar inklusif dan berkelanjutan.

Gathering: “Smart City Action in Yogyakarta” | Sumber: Dokumentasi Tim Citiasia Inc
Pesan itu mengemuka dalam Community Gathering bertajuk Smart City Action in Yogyakarta yang digelar Citiasia Inc. bersama Yayasan Bangsa Cerdas Indonesia (YBCI) di Five Seven Coffee, Kabupaten Sleman, DIY, Kamis (28/8/2025).
CEO Citiasia Inc., Fitrah Rachmat Kautsar, menegaskan bahwa smart society adalah inti dari implementasi smart city. “Teknologi hanyalah alat. Yang paling penting adalah partisipasi masyarakat, terutama generasi muda, dalam mewujudkan kota yang berbasis data, inovasi, dan kebutuhan nyata warga,” ujarnya, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Senada, Ketua Umum YBCI, Hari Kusdaryanto, menekankan pentingnya keseimbangan antara aspek teknis dan politik. “Smart city harus technically sound sekaligus politically feasible. Keduanya harus berjalan seiring agar pembangunan berkesinambungan. Yang paling penting, tidak boleh ada kelompok yang tertinggal, termasuk penyandang disabilitas yang harus dilibatkan sejak awal perencanaan,” tegasnya.
Diskusi berlangsung dinamis. Berbagai gagasan muncul, mulai dari kebutuhan membangun smart village untuk pemerataan teknologi, hingga pentingnya partisipasi aktif masyarakat agar inovasi tidak berhenti pada tataran konsep. Peserta dari kalangan difabel pun menyuarakan pandangan kritis, bahwa smart city jangan sampai berubah menjadi difficult city karena tidak ramah terhadap penyandang disabilitas.

Sekitar 50 peserta dari beragam latar belakang hadir dalam kegiatan ini, meliputi mahasiswa, akademisi, komunitas, pelaku usaha, hingga perwakilan pemerintah daerah. Yogyakarta dipilih sebagai lokasi kegiatan karena dinilai strategis, sekaligus sebagai living laboratory penerapan smart city yang lebih nyata dan kontekstual.
Citiasia dan YBCI berharap, pertemuan ini menjadi pintu masuk bagi kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat jejaring, meningkatkan literasi digital, dan memberdayakan masyarakat. Harapannya, smart city di Yogyakarta maupun di Indonesia dapat tumbuh sebagai kota cerdas yang inklusif, relevan, dan berkelanjutan.
“Membangun smart city pada dasarnya adalah membangun manusianya. Dengan smart society yang kuat, kita bisa lebih siap menghadapi tantangan masa depan dan membawa Indonesia menuju peradaban yang lebih maju,” pungkas Fitrah. [*]
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.