DPRD Bantul Soroti MBG Bermasalah: Temuan Ulat, Lalat hingga Jangkrik Bikin Resah Orang Tua

1 week ago 7
Foto ilustrasi MBG

BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM Program makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Bantul kembali jadi buah bibir. Bukan karena manfaatnya, melainkan gara-gara menu yang disajikan di SMP Negeri 2 Sewon tercemar benda asing: ulat dalam sayur, telur lalat menempel di lauk, hingga seekor jangkrik ikut tersaji di potongan tahu.

Rentetan kejadian itu berlangsung hanya dalam sepekan. Rabu (27/8/2025), siswa mendapati ulat dalam sayur sawi putih. Keesokan harinya, Kamis (28/8), giliran telur lalat ditemukan di menu dori teriyaki. Puncaknya, Selasa (2/9), seekor jangkrik terselip dalam tahu. Video kejadian pun cepat beredar di grup WhatsApp, memicu kegelisahan orang tua murid.

DPRD Bantul Turun Suara
Sekretaris Komisi D DPRD Bantul, Herry Fahamsyah, mengingatkan satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) untuk memperketat kebersihan dapur dan bahan makanan. Ia khawatir insiden ini membuat siswa enggan menyentuh kembali menu MBG.

“Kalau bicara makanan, dari proses sebelum dimasak sampai tersaji di piring, SOP-nya harus jelas. Jangan sampai kasus ini menimbulkan trauma dan anak-anak justru menolak program yang sejatinya bagus untuk pemenuhan gizi,” tegasnya, Rabu (3/9/2025).

Menurut Herry, sejauh ini memang sudah ada standar dari pusat. Namun, karena program baru berjalan setengah tahun, banyak hal masih perlu dibenahi. “Kami berharap SPPG lebih teliti agar tidak terulang. Pencegahan jauh lebih penting ketimbang menunggu kasus keracunan baru bertindak,” imbuhnya.

Penyedia Akui Ada Celah
Asisten lapangan SPPG Miri, Hafiz Sabiq Syahuri, tak menampik kejadian memalukan itu. Ia menyebut seluruh paket bermasalah langsung ditarik dan diganti dengan menu baru.

“Awalnya laporan masuk tanggal 2 September siang, saya cek langsung ke sekolah dan memang benar. Tapi tidak ada yang dikonsumsi anak-anak, semua langsung kami tarik,” jelasnya.

Hafiz menegaskan pihaknya sudah menjalankan SOP, mulai dari pencucian bahan baku hingga sertifikasi penjamah makanan. Namun, kenyataan di lapangan tetap menunjukkan ada celah. “Kami akui masih ada fenomena yang luput dari kontrol. Ini jadi pelajaran bagi kami agar lebih teliti,” katanya.

SPPG Miri sendiri baru beroperasi sejak 19 Mei 2025, melayani 19 sekolah dengan kapasitas 3.844 porsi per hari. “Dengan jumlah sebesar itu, pengawasan harus semakin detail,” tambahnya.

Sekolah dan Dikpora Angkat Bicara
Kepala SMPN 2 Sewon, Susi Daryanti, memastikan insiden hanya menimpa satu paket dari total 760 porsi yang diterima sekolah. “Sayur memang ada ulatnya, dan jangkrik ditemukan di tahu. Tapi semua segera dikembalikan dan diganti,” ujarnya.

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul tak tinggal diam. Kepala Disdikpora, Nugroho Eko Setyanto, memanggil penyedia MBG untuk evaluasi.

“Tiga kali temuan beruntun jelas menunjukkan ada yang tidak beres. SOP harus diperbaiki. Kami tidak ingin kasus seperti ini merusak kepercayaan orang tua terhadap program MBG,” tandas Nugroho.

Jangan Gagal di Meja Makan
Sejak diluncurkan, MBG dipuji sebagai program ambisius untuk memperbaiki gizi anak-anak sekolah. Namun, kasus di SMPN 2 Sewon menjadi alarm keras bahwa niat baik bisa berantakan bila eksekusinya sembrono.

Bagi DPRD Bantul, SPPG, hingga Dikpora, satu kesalahan kecil di dapur bisa berdampak besar di meja makan. Bila tak segera dibenahi, jangkrik di dalam tahu bisa lebih nyaring suaranya ketimbang manfaat program MBG itu sendiri. [*] Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|