M Nuh: Keracunan MBG Tidak Boleh Terulang Lagi!

2 weeks ago 15

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah bergulir kurang lebih 9 bulan, kembali menuai masalah. Kasus keracunan makanan MBG yang terjadi di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, paling banyak mendapat sorotan. Sebab, sebanyak 631 orang harus dilarikan ke Puskesmas dan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

Anggota DPD RI asal Sumatera Utara, KH Muhammad Nuh MSP mengaku turut prihatin atas peristiwa yang dialami para pelajar di Bandung Barat dan daerah lainnya. “Memang banyak sorotan terkait program MBG ini. Di satu sisi, anggarannya cukup besar. Tapi, dalam pelaksanaannya masih banyak persoalan yang muncul, keracunan, makanan kurang standar dan sebagainya,” kata M Nuh melalui keterangan tertulisnya dikutip Sumut Pos, Minggu (28/9/2025) malam

Menurut Nuh, tentunya harus ada evaluasi di semua jenjang, dari tingkat pusat hingga ke daerah. “Saya pikir, meski penanggung jawabnya BGN (Badan Gizi Nasional), tapi secara berjenjang di provinsi hingga kabupaten/kota, juga perlu ada pengawalan dengan baik dan ketat atas pelaksanaannya dan sebagainya. Itu penting sekali,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi kasus serupa terulang kembali, sebut Nuh, harus ada kajian yang komprehensif untuk mencari penyebab kenapa sampai siswa keracunan. “Sehingga benar-benar diantisipasi agar tidak terulang kembali,” ucapnya.

Ketua Persis Sumatera Utara ini juga berharap, kasus keracunan massal yang dialami siswa di berbagai daerah ini menjadi perhatian serius Presiden. “Kalaupun ingin dievaluasi secara keseluruhan, bagus saya pikir. Tingkat efektivitasnya dengan anggaran yang demikian besar, saya pikir ini perlulah dijadikan masukan untuk Pak Presiden,” sarannya.

Ia juga mengapresiasi langkah cepat Presiden Prabowo yang akan memanggil kepala BGN dan beberapa pejabat lainnya, setibanya dari lawatan luar negeri. Dewan pertimbangan MUI Sumatera Utara ini juga mendukung langkah Wakil Ketua BGN Nanik S Deyang yang telah menutup 40 dapur pemasok BGN sampai waktu yang tidak ditentukan. “Langkah ini patut kita apresiasi,, sampai semua penyelidikan, perbaikan sarana, dan fasilitas selesai dilakukan,” pungkasnya. (rel/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah bergulir kurang lebih 9 bulan, kembali menuai masalah. Kasus keracunan makanan MBG yang terjadi di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, paling banyak mendapat sorotan. Sebab, sebanyak 631 orang harus dilarikan ke Puskesmas dan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

Anggota DPD RI asal Sumatera Utara, KH Muhammad Nuh MSP mengaku turut prihatin atas peristiwa yang dialami para pelajar di Bandung Barat dan daerah lainnya. “Memang banyak sorotan terkait program MBG ini. Di satu sisi, anggarannya cukup besar. Tapi, dalam pelaksanaannya masih banyak persoalan yang muncul, keracunan, makanan kurang standar dan sebagainya,” kata M Nuh melalui keterangan tertulisnya dikutip Sumut Pos, Minggu (28/9/2025) malam

Menurut Nuh, tentunya harus ada evaluasi di semua jenjang, dari tingkat pusat hingga ke daerah. “Saya pikir, meski penanggung jawabnya BGN (Badan Gizi Nasional), tapi secara berjenjang di provinsi hingga kabupaten/kota, juga perlu ada pengawalan dengan baik dan ketat atas pelaksanaannya dan sebagainya. Itu penting sekali,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi kasus serupa terulang kembali, sebut Nuh, harus ada kajian yang komprehensif untuk mencari penyebab kenapa sampai siswa keracunan. “Sehingga benar-benar diantisipasi agar tidak terulang kembali,” ucapnya.

Ketua Persis Sumatera Utara ini juga berharap, kasus keracunan massal yang dialami siswa di berbagai daerah ini menjadi perhatian serius Presiden. “Kalaupun ingin dievaluasi secara keseluruhan, bagus saya pikir. Tingkat efektivitasnya dengan anggaran yang demikian besar, saya pikir ini perlulah dijadikan masukan untuk Pak Presiden,” sarannya.

Ia juga mengapresiasi langkah cepat Presiden Prabowo yang akan memanggil kepala BGN dan beberapa pejabat lainnya, setibanya dari lawatan luar negeri. Dewan pertimbangan MUI Sumatera Utara ini juga mendukung langkah Wakil Ketua BGN Nanik S Deyang yang telah menutup 40 dapur pemasok BGN sampai waktu yang tidak ditentukan. “Langkah ini patut kita apresiasi,, sampai semua penyelidikan, perbaikan sarana, dan fasilitas selesai dilakukan,” pungkasnya. (rel/adz)

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|