Santri Wonogiri Bangkit! Halaqah Kebangsaan 2025 Ribuan Santri Bahas Jihad Kekinian, Bupati Setyo Sukarno Angkat Bicara

10 hours ago 7
SantriHalaqah Kebangsaan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Wonogiri. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Suasana khidmat menyelimuti Pendopo Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Rabu (29/10/2025) pagi. Ratusan tokoh agama, santri, dan pengasuh pondok pesantren berkumpul dalam Halaqah Kebangsaan, kegiatan yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Wonogiri dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025.

Acara yang sarat nilai spiritual dan nasionalisme itu dihadiri langsung oleh Bupati Wonogiri Setyo Sukarno, Wakil Bupati Imron Rizkyarno, jajaran Forkompimda, Plh. Sekda, Asisten Daerah, Kabag Kesra, Kakankemenag Wonogiri H. Hariyadi beserta seluruh jajaran, pimpinan BAZNAS, serta pengasuh pondok pesantren se-Kabupaten Wonogiri.

Dalam sambutan pembukaannya, Kakankemenag Wonogiri H. Hariyadi menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian penting dari rangkaian panjang peringatan Hari Santri tahun 2025. Ia menegaskan, semangat Hari Santri tidak hanya mengenang perjuangan masa lalu, tetapi juga menyalakan kembali api jihad spiritual di tengah tantangan zaman.

“Jika dulu jihad adalah melawan penjajah, maka saat ini jihad berubah menjadi jihad spiritual—melawan kemalasan, kebodohan, dan hal-hal yang menjauhkan kita dari karakter santri sejati,” tegas Hariyadi.

Menurutnya, karakter santri yang disiplin, tangguh, dan berakhlak mulia sangat relevan dengan visi dan misi Kabupaten Wonogiri, yakni Berdaya Saing, Maju, Sejahtera, dan Berkelanjutan. Nilai-nilai kesantrian dianggap bisa menjadi pondasi moral dan sosial dalam mendukung arah pembangunan daerah yang berkeadaban.

Sementara itu, Bupati Wonogiri Setyo Sukarno dalam sambutannya memberikan apresiasi tinggi terhadap kiprah pesantren dan santri dalam memperkuat moralitas dan membangun karakter masyarakat. Ia menilai, santri adalah penjaga nilai dan penjaga nalar bangsa, terutama di tengah derasnya arus globalisasi dan disrupsi digital.

“Santri telah terbukti menjadi pelopor keteladanan di masyarakat. Pemerintah Kabupaten Wonogiri akan terus memberi ruang dan dukungan bagi tumbuhnya kegiatan keagamaan yang membentuk generasi muda berakhlak kuat,” ujar Bupati Setyo Sukarno.

Rangkaian acara dilanjutkan dengan tausiah dan materi kebangsaan oleh Drs. KH. Syamsuddin Asyrofi, M.M, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Klaten, yang hadir sebagai narasumber utama. Didampingi moderator H. Mursidi dari Kemenag Wonogiri, KH. Syamsuddin membedah pentingnya moderasi beragama, peran santri dalam menjaga kerukunan antarumat, serta tantangan spiritual generasi muda di era modern.

KH. Syamsuddin menekankan bahwa santri masa kini bukan hanya ahli ngaji, tetapi juga agen perubahan sosial yang mampu menjaga harmoni dalam keberagaman. “Santri adalah wajah Islam yang damai, terbuka, dan solutif. Mereka tidak hanya menjaga masjid, tapi juga menjaga keutuhan bangsa,” ujarnya.

Kasi PAKIS Kemenag Wonogiri, H. Mursidi, menambahkan bahwa Halaqah Kebangsaan ini merupakan satu dari sekian agenda besar yang digelar dalam memperingati Hari Santri 2025. Sebelumnya, berbagai kegiatan sudah dilaksanakan, mulai dari CKG (Cinta Kebersihan dan Gotong Royong), Roan Santri atau kerja bakti di pondok pesantren, Ngaji Bandongan dengan kajian Kitab Adabul ‘Alim wa al-Muta’allim karya KH. Hasyim Asy’ari, Khataman Al-Qur’an, Doa Bersama, Mujahadah, hingga Apel Hari Santri yang dipusatkan di Kecamatan Purwantoro.

Sebagai penutup, akan digelar Gebyar Lomba Santri pada 1 November 2025 mendatang, yang diharapkan menjadi momentum puncak dalam menumbuhkan semangat kesantrian di kalangan pelajar dan masyarakat Wonogiri.

Mursidi berharap kegiatan ini tidak berhenti di seremoni, tetapi benar-benar menjadi inspirasi nyata bagi generasi muda Wonogiri untuk meneruskan perjuangan para ulama dan santri terdahulu. “Spirit santri adalah spirit perubahan. Dari pesantren lahir pemimpin, dari santri lahir peradaban,” pungkasnya.

Acara Halaqah Kebangsaan di Wonogiri ini bukan hanya refleksi spiritual, tetapi juga simbol persatuan, moderasi, dan penguatan karakter bangsa. Dari pendopo hingga pesantren, gema Hari Santri 2025 di Wonogiri menjadi tanda bahwa nilai-nilai kesantrian tetap hidup, tumbuh, dan siap membawa bangsa ini menuju masa depan yang berkeadaban. Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|