Tak Ada Perwakilan Pemerintah Temui Mahasiswa, BEM SI: Kami Akan Turun Lagi dengan Massa Lebih Besar

3 hours ago 1
ilustrasi unjuk rasa / pixabay

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Aksi demonstrasi memperingati satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berakhir dengan kekecewaan di kubu mahasiswa. Ribuan massa dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang berkumpul di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (20/10/2025), kecewa karena tak satu pun perwakilan dari Istana Kepresidenan datang menemui mereka.

Koordinator Pusat BEM SI, Muzammil Ihsan, menyampaikan langsung rasa kecewa itu dari atas mobil komando sebelum massa membubarkan diri.

“Kami datang dengan itikad baik menyampaikan aspirasi rakyat di momentum satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran. Tapi sampai sore ini, tak ada satu pun pejabat yang mau mendengarkan kami,” seru Muzammil lewat pengeras suara.

Sejak aksi dimulai pukul 14.30 WIB hingga menjelang malam sekitar pukul 18.30 WIB, mahasiswa bertahan di tengah penjagaan ketat aparat kepolisian. Barikade polisi dipasang menutup akses menuju kompleks Istana Negara yang berjarak sekitar satu kilometer dari titik aksi. Kondisi itu membuat massa hanya bisa berorasi di sekitar Monumen Nasional (Monas) tanpa bisa bergerak mendekat.

Bagi mahasiswa, sikap diam pemerintah tersebut menambah daftar kekecewaan terhadap kinerja pemerintahan satu tahun terakhir. “Momentum ini seharusnya jadi waktu refleksi, bukan pembuktian bahwa pemerintah abai pada suara rakyat,” lanjut Muzammil.

Bacakan 17 Tuntutan, Lalu Bubarkan Diri

Sebelum membubarkan diri, BEM SI membacakan 17 poin tuntutan yang menyoroti berbagai aspek kebijakan, mulai dari program makan bergizi gratis (MBG) yang disebut bermasalah, tindakan represif aparat terhadap massa aksi, hingga desakan evaluasi terhadap sejumlah menteri Kabinet Merah Putih.

Dari atas mobil komando, Muzammil satu per satu membacakan poin-poin itu di hadapan ribuan mahasiswa yang membawa spanduk bertuliskan #1TahunCukup dan #1TahunMasalahBeruntun. Ia menegaskan bahwa perjuangan mahasiswa tidak berhenti pada aksi hari ini.

“Kalau tuntutan kami tidak digubris, kami akan datang kembali dengan jumlah yang lebih besar. Jangan sampai rakyat kehilangan kesabaran hanya karena pemerintah menutup telinga,” ujarnya tegas.

Usai orasi terakhir, massa perlahan meninggalkan lokasi sekitar pukul 18.15 WIB. Mereka membubarkan diri secara tertib sambil meneriakkan yel-yel “Hidup Mahasiswa!” dan “Hidup Rakyat!”.

Tak lama setelah itu, petugas PPSU DKI Jakarta langsung bergerak membersihkan sisa sampah dari aksi, sementara aparat kepolisian mulai membuka kembali akses lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Selatan yang sebelumnya sempat ditutup.

Tidak Ada Dialog

Sumber internal kepolisian menyebutkan, tidak ada agenda pertemuan resmi antara perwakilan mahasiswa dan pihak Istana pada hari tersebut. Seluruh personel pengamanan diminta fokus menjaga ketertiban dan memastikan aksi berjalan damai tanpa bentrok.

Sementara itu, sejumlah aktivis mahasiswa menilai absennya perwakilan pemerintah sebagai bentuk jarak antara penguasa dan rakyat. “Kami tidak butuh seremoni, kami butuh pemerintah yang mau mendengar,” kata salah satu peserta aksi dari Universitas Indonesia.

Aksi yang diwarnai orasi, pembacaan tuntutan, dan teatrikal simbolik itu berlangsung kondusif tanpa insiden berarti. Namun bagi mahasiswa, pesan yang tersisa jelas: suara kritis mereka belum benar-benar mendapat tempat di telinga kekuasaan. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|