BINJAI, SUMUTPOS.CO – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 2A Binjai melakukan pemeriksaan urine secara dadakan terhadap warga binaan pemasyarakatan (WBP), Rabu (22/10) pagi. Tes urine yang dilakukan secara mendadak itu, dilakukan terhadap WBP secara acak dengan jumlah 10 orang.
“Tes urine terhadap 10 WBP secara acak dan dadakan dilakukan oleh dokter Lapas Binjai,” ungkap Kepala Seksi Administrasi Keamanan dan Ketertiban Lapas Binjai, Serikat Sembiring.
Kepala Pengamanan Lapas Binjai, Rudi Sembiring, juga ikut turun melakukan tes urine dadakan dan acak tersebut. Serikat menuturkan, pemeriksaan urine menyasar kepada WBP khusus tahanan pendamping (tamping).
“Ada 10 WBP secara acak dipilih dalam pelaksanaan tes urine tersebut,” bebernya.
Sebelum kegiatan, Serikat juga memberi pengarahan singkat kepada WBP yang telah dipilih secara acak. Kepada WBP yang dipilih, dia meminta untuk bersikap kooperatif saja.
“Kami juga menyampaikan konsekuensinya terhadap WBP bila terbukti hasil tes urine positif narkoba.
Harapan kami agar WBP dapat bersikap kooperatif dalam pelaksanaan tes urine ini,” katanya.
“Bila hasilnya nanti ada yang positif, maka kalian harus siap menerima semua konsekuensinya. Dan kegiatan ini juga akan dilakukan terus secara berkala,” imbuh Serikat.
Dokter Lapas, dr Nisna Gustin, juga berkomunikasi dengan WBP dan menanyakan apakah mengonsumsi obat tertentu karena sakit. Itu dilakukan untuk mengetahui kandungan yang terdapat di dalam obat tersebut.
“Tes urine yang dilakukan mendadak bagi WBP khusus tamping ini, merupakan kegiatan rutin untuk memastikan tamping yang bekerja itu bebas dari narkoba,” jelasnya.
Hasil tes urine terhadap WBP khusus tamping dinyatakan negatif, atau tidak ada yang terbukti mengkonsumsi narkoba. Tidak hanya WBP khusus tamping, terhadap petugas pun akan dilakukan pemeriksaan tes urine secara mendadak. (ted/saz)
BINJAI, SUMUTPOS.CO – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 2A Binjai melakukan pemeriksaan urine secara dadakan terhadap warga binaan pemasyarakatan (WBP), Rabu (22/10) pagi. Tes urine yang dilakukan secara mendadak itu, dilakukan terhadap WBP secara acak dengan jumlah 10 orang.
“Tes urine terhadap 10 WBP secara acak dan dadakan dilakukan oleh dokter Lapas Binjai,” ungkap Kepala Seksi Administrasi Keamanan dan Ketertiban Lapas Binjai, Serikat Sembiring.
Kepala Pengamanan Lapas Binjai, Rudi Sembiring, juga ikut turun melakukan tes urine dadakan dan acak tersebut. Serikat menuturkan, pemeriksaan urine menyasar kepada WBP khusus tahanan pendamping (tamping).
“Ada 10 WBP secara acak dipilih dalam pelaksanaan tes urine tersebut,” bebernya.
Sebelum kegiatan, Serikat juga memberi pengarahan singkat kepada WBP yang telah dipilih secara acak. Kepada WBP yang dipilih, dia meminta untuk bersikap kooperatif saja.
“Kami juga menyampaikan konsekuensinya terhadap WBP bila terbukti hasil tes urine positif narkoba.
Harapan kami agar WBP dapat bersikap kooperatif dalam pelaksanaan tes urine ini,” katanya.
“Bila hasilnya nanti ada yang positif, maka kalian harus siap menerima semua konsekuensinya. Dan kegiatan ini juga akan dilakukan terus secara berkala,” imbuh Serikat.
Dokter Lapas, dr Nisna Gustin, juga berkomunikasi dengan WBP dan menanyakan apakah mengonsumsi obat tertentu karena sakit. Itu dilakukan untuk mengetahui kandungan yang terdapat di dalam obat tersebut.
“Tes urine yang dilakukan mendadak bagi WBP khusus tamping ini, merupakan kegiatan rutin untuk memastikan tamping yang bekerja itu bebas dari narkoba,” jelasnya.
Hasil tes urine terhadap WBP khusus tamping dinyatakan negatif, atau tidak ada yang terbukti mengkonsumsi narkoba. Tidak hanya WBP khusus tamping, terhadap petugas pun akan dilakukan pemeriksaan tes urine secara mendadak. (ted/saz)