Keluarga di Kulonprogo Ini Masih Simpan Kitab Aksara Jawa Berusa Ratusan Tahun

10 hours ago 4
Jesika Yula Anur menunjukkan kitab naskah kuno milik keluarganya secara turun-temurun di Kantor Dispussip Kulon Progo, Selasa (29/04/2025) | tribunnews

KULONPROGO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tak disangka-sangka, salah satu keluarga di Kalurahan Triharjo, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulonprogo ini memiliki naskah kuno yang berusia ratusan tahun silam.

Kitab warisan itu kini berada di tangan keluarga Jesika Yula Anur. Di tengah kesibukan sehari-hari, mereka dengan setia menjaga warisan leluhur yang sarat nilai sejarah dan budaya. Kitab tersebut bukan sembarang benda pusaka—lembar demi lembarnya ditulis tangan dalam aksara Jawa dan memuat tembang-tembang Macapat yang sarat ajaran kehidupan.

“Kitab ini merupakan duplikat dari kitab asli milik Kraton Yogyakarta, ditulis langsung oleh tangan manusia, bukan cetakan,” tutur Jesika saat ditemui di Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispussip) Kulon Progo, Selasa (29/4/2025).

Jesika menceritakan bahwa kitab tersebut telah diwariskan dari Mbah Buyut, lalu berpindah tangan ke Pakde, dan kini dijaga oleh sang ayah. Ia sendiri baru benar-benar mengenal kitab itu setelah melahirkan anak pertamanya, ketika sang Mbah datang dan meminta agar kitab tersebut dibaca dan dijaga dengan baik.

Meski usianya diperkirakan sudah ratusan tahun, kitab itu masih dalam kondisi cukup baik berkat perawatan yang telaten. Kertasnya memang telah menguning dan rapuh, namun masih bisa dibuka dengan hati-hati. Kitab itu disimpan dalam kotak kayu yang diberi abu agar tidak lembab, dibungkus kain, dan sesekali dikeluarkan untuk diangin-anginkan.

Menurut penuturan keluarga, Mbah Buyut Jesika dulunya sering datang ke Kraton Yogyakarta bersama rekan-rekannya untuk melantunkan Macapat. Ia dikenal sebagai penyair tembang dan aktif mengisi berbagai acara budaya. Tak heran bila kitab tersebut memuat banyak ajaran kehidupan dalam bentuk tembang dan doa-doa harapan.

Dispussip Kulon Progo kini tengah gencar melakukan pendataan naskah kuno di wilayahnya. Kitab milik keluarga Jesika menjadi salah satu dari belasan naskah yang telah terdata. Meski begitu, kitab tersebut tetap disimpan oleh keluarga, sementara pihak dinas hanya melakukan dokumentasi dan pengarsipan sebagai bahan penelitian.

Kepala Dispussip Kulon Progo, Duana Heru Supriyanta, menyampaikan bahwa pendataan naskah kuno kerap menghadapi tantangan, salah satunya adalah sikap warga yang masih menyakralkan naskah dan enggan membuka akses untuk dokumentasi.

“Sebagian besar pemilik naskah merasa takut jika kitabnya diambil atau rusak. Padahal, melalui pendataan dan digitalisasi, naskah-naskah itu bisa lebih aman dan tetap terjaga nilainya,” ujarnya.

Dispussip berharap pendekatan yang dilakukan mampu menyadarkan masyarakat akan pentingnya pelestarian warisan literasi lokal. Sebab di balik setiap naskah kuno, tersembunyi jejak sejarah dan kebudayaan yang menjadi kekayaan tak ternilai bagi generasi mendatang.

Jesika pun menyatakan ketertarikannya untuk terlibat dalam program pelestarian tersebut. “Kami berharap kitab ini bisa memberi manfaat lebih luas, tidak hanya untuk keluarga kami, tapi juga untuk masyarakat Kulonprogo,” ujarnya mantap.  

www.tribunnews.com

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|