MEDAN, SUMUTPOS.CO – Guyuran hujan deras yang melanda Kota Medan pada Sabtu (11/10/2025) membuat sebagian Kota Medan dilanda banjir, termasuk kawasan Universitas Sumatera Utara (USU) yang selama ini digadang-gadang bebas banjir karena keberadaan kolam retensi.
Namun, kenyataannya kawasan USU tetap terendam air, sehingga memicu pertanyaan publik, mengapa kolam retensi seluas hampir 3.000 meter persegi dan berkapasitas 9.460 meter kubik itu tak mampu menampung luapan air?
Menanggapi hal ini, Sekretaris Dinas Sumber Daya Air Bina Marga Bina Konstruksi (SDABMBK) Kota Medan, Willy Irawan, mengungkapkan bahwa masalahnya bukan pada kolam retensi semata, melainkan pada sistem drainase yang belum mendukung.
“Masalah utama ada pada Parit Benggali yang saat ini kondisinya sangat sempit. Air tidak bisa mengalir dengan lancar ke kolam retensi atau ke Sungai Babura. Karena itu, air meluap dan menyebabkan genangan,” ujar Willy saat diwawancarai, Selasa (14/10/2025).
Willy menjelaskan bahwa pihaknya sebenarnya telah merencanakan rekonstruksi Parit Benggali tahun ini. Namun, karena alasan efisiensi anggaran, proyek tersebut terpaksa ditunda ke tahun depan dan sudah dimasukkan dalam R-APBD 2026. “Kita harap setelah rekonstruksi selesai, air dari kawasan USU bisa lebih cepat mengalir ke sungai. Kolam retensi pun bisa bekerja maksimal sebagai penampung cadangan,” katanya.
Meski begitu, Willy menegaskan bahwa kolam retensi masih berfungsi dengan baik pada hujan-hujan biasa atau yang tidak berlangsung lama. Ia menyebut, hanya pada hujan deras dengan durasi panjang seperti yang terjadi Sabtu lalu, sistem drainase tak mampu mengimbangi volume air. “Kita terus berupaya melakukan perbaikan secara bertahap agar banjir di kawasan USU bisa benar-benar teratasi,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, pembangunan Kolam Retensi USU ini merupakan program kerja Pemerintahan Kota (Pemko) Medan bekerja sama dengan USU dengan harapan dapat menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi banjir di Kota Medan. Fungsi lain dari kolam retensi adalah sebagai edukasi serta wisata bagi masyarakat yang berkunjung.
Catchment area dari kolam retensi USU mulai dari seputaran Jalan Dr Mansyur, Jamin Ginting hingga Pajak Sore. Sedangkan service area sekitar 170 hektare daripada kolam retensi ini. Dengan begitu, sebanyak 400 KK dapat terselamatkan dari banjir.
Tuding Anggaran Pengendalian Banjir Tak Sasaran
Kondisi banjir yang masih saja merendam sejumlah kawasan pemukiman di Kota Medan menjadi perhatian serius Komisi IV DPRD Medan. Atas hal itu, Komisi IV langsung menggelar rapat mendadak, Senin (14/10/2025).
Rapat tersebut dipimpin langsung Ketua Komisi IV, Paul Mei Anton Simanjuntak dan dihadiri para Anggota Komisi, yakni Jusuf Ginting, Datuk Iskandar Muda, Zulham Efendi, El Barino Shah SH MH, Antonius Tumanggor, Edwin Sugesti, Ahmad Affandi dan Lailatul Badri.
Usai menggelar rapat, Ketua Komisi IV Paul Mei Anton Simanjuntak menyampaikan kepada wartawan bahwa pihaknya merasa prihatin dan membangun kesepakatan untuk mendorong Pemko Medan agar kedepannya dapat memaksimalkan pengawasan di bidang infrastruktur.
“Karena selama ini kita lihat pengerjaan drainase sudah cukup banyak, namun faktanya banjir itu tetap saja terjadi,” ucap Paul.
Untuk itu, kata Paul, banyak hal yang harus dievaluasi terkait penanganan banjir yang dilakukan oleh Pemko Medan. “Nilai APBD Pemko Medan yang digelontorkan khusus untuk infrastruktur sekitar Rp1 triliun setiap tahunnya sejak Tahun 2024, namun kondisi banjir tetap parah. Berarti penggunaan anggaran pengendalian banjir tidak tetap sasaran,” kata Paul.
Paul menuding SDM ASN pejabat di Pemko Medan tidak ada yang ahli dan mampu untuk mengatasi masalah banjir di Medan. “Ini perlu juga diselidiki. Kalau tidak triliunan rupiah uang rakyat akan sia sia saja,” ujarnya.
Terkait hal itu, Komisi IV DPRD Medan sepakat akan melaksanakan rapat bersama sejumlah OPD di lingkungan Pemko Medan terkait penanganan banjir. “Yang pasti kita akan rapat dengan Dinas SDABMBK, Dinas PKPCKTR, dan Dinas Lingkungan Hidup. Bila perlu kita juga akan memanggil BWSS,” pungkasnya. (map/ila)