Merapi Masih Siaga, Warga Diminta Waspada Guguran Lava dan Awan Panas

17 hours ago 4
Gunung Merapi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah meluncurkan awan panas guguran sejauh 1,2 kilometer pada Senin (23/9/2024) pukul 19.52 WIB | tribunnews

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. Imbauan tersebut disampaikan seiring masih tingginya potensi bahaya dari aktivitas gunung api paling aktif di Indonesia itu.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, Gunung Merapi kembali meluncurkan guguran lava sebanyak tujuh kali dalam rentang waktu enam jam terakhir, Selasa (29/4/2025) pukul 00.00 hingga 06.00 WIB. Guguran tersebut mengarah ke barat daya, yakni ke hulu Kali Sat/Putih dan Kali Bebeng, dengan jarak luncur maksimum mencapai 1.600 meter.

Selain guguran lava, selama periode pengamatan yang sama juga terekam 37 kali aktivitas kegempaan guguran, dengan amplitudo antara 3 hingga 19 mm dan durasi gempa berkisar 55 hingga 168 detik. Aktivitas seismik juga menunjukkan 26 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 2–10 mm, durasi 7 hingga 13 detik, dan selisih waktu antar fase (S-P) antara 0,3 hingga 0,6 detik.

Secara visual, cuaca di sekitar Gunung Merapi tampak cerah. Angin bertiup tenang ke arah barat dengan suhu udara 15,6 derajat Celsius, kelembaban 81,2 persen, dan tekanan udara 871,7 mmHg. Asap kawah bertekanan lemah terpantau berwarna putih dengan intensitas tipis, membumbung setinggi 50 meter dari puncak.

Hingga kini, Gunung Merapi masih berstatus Siaga (Level III). Potensi bahaya utama berasal dari guguran lava dan awan panas di sektor selatan–barat daya, mencakup Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga 7 km. Di sektor tenggara, potensi bahaya mengancam aliran Sungai Woro sejauh 3 km dan Sungai Gendol sejauh 5 km. Jika terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik diperkirakan dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Data pemantauan mengindikasikan bahwa suplai magma ke tubuh gunung masih berlangsung, sehingga potensi terjadinya awan panas guguran tetap tinggi di wilayah yang masuk zona bahaya.

BPPTKG mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di dalam area potensi bahaya dan terus mewaspadai kemungkinan hujan yang dapat memicu lahar maupun awan panas guguran. Selain itu, gangguan dari abu vulkanik juga perlu diantisipasi, terutama bagi masyarakat di wilayah yang rawan terdampak arah angin.

Pemantauan intensif oleh BPPTKG akan terus dilakukan. Jika terjadi peningkatan signifikan dalam aktivitas vulkanik, maka status aktivitas Merapi akan segera dievaluasi dan disesuaikan.

www.tribunnews.com

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|