BMKG Gelar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan 2025, Musa Rajeksyah Beri Apresiasi dan Dukung Pelatihan

1 week ago 14

SUMUTPOS.CO – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menggelar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) 2025 melalui Stasiun Meteorologi Maritim Belawan Medan.

Kegiatan ini digelar di Aula Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Medan, pada Selasa (30/9/2025). Pelatihan ini melibatkan 70 nelayan dan penyuluh perikanan dari berbagai wilayah pesisir Sumatera Utara.

Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan pengetahuan nelayan terhadap kondisi cuaca laut sekaligus mendukung keselamatan dan produktivitas mereka saat melaut.

Anggota Komisi V DPR RI, Dr H Musa Rajeksyah, SSos, M.Hum, turut hadir dan memberikan apresiasi atas penyelenggaraan SLCN. Pria yang akrab disapa Ijeck ini mengatakan, pelatihan ini penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan nelayan dalam menghadapi perubahan cuaca dan iklim ekstrem yang semakin sering terjadi.

“Ini adalah langkah nyata dalam edukasi dan mitigasi risiko di sektor perikanan. Saya mendukung agar pelatihan seperti ini terus dilakukan secara berkelanjutan,” ujar Ijeck.

Dalam kesempatan itu, Ijeck juga meninjau Kantor Stasiun Meteorologi Maritim Belawan, berdialog dengan staf, serta memberikan masukan terkait peningkatan layanan dan sarana BMKG di wilayah maritim Sumut.

Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Belawan, Sugiyono, ST, MKom, menjelaskan bahwa SLCN bertujuan membekali para nelayan, penyuluh, dan kelompok nelayan dengan pemahaman cuaca maritim sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat saat berada di laut.

“Sasaran SLCN bukan hanya nelayan, tapi juga masyarakat pesisir. Kami ingin informasi cuaca dari BMKG bisa sampai dan dipahami secara merata,” ungkapnya.

Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Medan, Muhammad Sofyan, SSos, MAP, yang hadir mewakili Wali Kota Medan, menyampaikan apresiasi Pemko Medan terhadap inisiatif BMKG.

“Pelatihan ini sangat relevan bagi Medan Utara yang memiliki garis pantai cukup luas. Diharapkan bisa membantu nelayan dalam meningkatkan pendapatan dan keselamatan kerja mereka,” ujar Sofyan.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, MSi, dalam sambutannya secara daring, memperkenalkan sistem Inawis, sebuah inovasi berbasis data real-time yang dapat membantu nelayan menentukan lokasi penangkapan ikan secara lebih efektif.

“Dengan Inawis, paradigma nelayan berubah. Mereka tidak lagi sekadar ‘mencari ikan’, tapi langsung menuju lokasi potensial berdasarkan informasi cuaca dan oceanografi,” jelasnya.

SLCN 2025 tidak hanya menjadi ajang pelatihan teknis, tetapi juga simbol kolaborasi antara BMKG, pemerintah daerah, dan lembaga legislatif dalam mendukung sektor perikanan yang tangguh dan adaptif terhadap perubahan iklim. Dengan edukasi cuaca yang tepat, para nelayan Medan diharapkan bisa melaut dengan lebih aman, produktif, dan sejahtera. (san/ila)

SUMUTPOS.CO – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menggelar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) 2025 melalui Stasiun Meteorologi Maritim Belawan Medan.

Kegiatan ini digelar di Aula Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Medan, pada Selasa (30/9/2025). Pelatihan ini melibatkan 70 nelayan dan penyuluh perikanan dari berbagai wilayah pesisir Sumatera Utara.

Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan pengetahuan nelayan terhadap kondisi cuaca laut sekaligus mendukung keselamatan dan produktivitas mereka saat melaut.

Anggota Komisi V DPR RI, Dr H Musa Rajeksyah, SSos, M.Hum, turut hadir dan memberikan apresiasi atas penyelenggaraan SLCN. Pria yang akrab disapa Ijeck ini mengatakan, pelatihan ini penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan nelayan dalam menghadapi perubahan cuaca dan iklim ekstrem yang semakin sering terjadi.

“Ini adalah langkah nyata dalam edukasi dan mitigasi risiko di sektor perikanan. Saya mendukung agar pelatihan seperti ini terus dilakukan secara berkelanjutan,” ujar Ijeck.

Dalam kesempatan itu, Ijeck juga meninjau Kantor Stasiun Meteorologi Maritim Belawan, berdialog dengan staf, serta memberikan masukan terkait peningkatan layanan dan sarana BMKG di wilayah maritim Sumut.

Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Belawan, Sugiyono, ST, MKom, menjelaskan bahwa SLCN bertujuan membekali para nelayan, penyuluh, dan kelompok nelayan dengan pemahaman cuaca maritim sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat saat berada di laut.

“Sasaran SLCN bukan hanya nelayan, tapi juga masyarakat pesisir. Kami ingin informasi cuaca dari BMKG bisa sampai dan dipahami secara merata,” ungkapnya.

Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Medan, Muhammad Sofyan, SSos, MAP, yang hadir mewakili Wali Kota Medan, menyampaikan apresiasi Pemko Medan terhadap inisiatif BMKG.

“Pelatihan ini sangat relevan bagi Medan Utara yang memiliki garis pantai cukup luas. Diharapkan bisa membantu nelayan dalam meningkatkan pendapatan dan keselamatan kerja mereka,” ujar Sofyan.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, MSi, dalam sambutannya secara daring, memperkenalkan sistem Inawis, sebuah inovasi berbasis data real-time yang dapat membantu nelayan menentukan lokasi penangkapan ikan secara lebih efektif.

“Dengan Inawis, paradigma nelayan berubah. Mereka tidak lagi sekadar ‘mencari ikan’, tapi langsung menuju lokasi potensial berdasarkan informasi cuaca dan oceanografi,” jelasnya.

SLCN 2025 tidak hanya menjadi ajang pelatihan teknis, tetapi juga simbol kolaborasi antara BMKG, pemerintah daerah, dan lembaga legislatif dalam mendukung sektor perikanan yang tangguh dan adaptif terhadap perubahan iklim. Dengan edukasi cuaca yang tepat, para nelayan Medan diharapkan bisa melaut dengan lebih aman, produktif, dan sejahtera. (san/ila)

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|