Ong Sinshe: Saya Dipanggil The Legend

6 hours ago 4

MEDAN, SUMUTPOS.CO-Rentang 45 tahun bukanlah waktu yang singkat dalam menjalankan praktik pengobatan terapi saraf dan tulang yang dilakoni Ong Sinshe.

“Sejak usia 16 tahun saya sudah menjalankan praktik pengobatan terapi ini, berawal saya membantu orangtua yang membuka terapi seperti ini,” kenang Ong Sinshe yang ditemui di tempat Praktik Pengobatan Ong Sinshe di Jalan Karya Gang Karya Sehati, Perumahan Karya Sehati Residence Nomor 7, Kelurahan Karang Berombak, Kecamatan Medan Barat, Minggu (19/10).

Selama membantu orangtuanya, almarhum Teh Tjin Tiong alias Johanes, banyak ilmu yang didapat Ong Sinshe. Seperti menangani, patah tulang, saraf kejepit, stroke, lumpuh dan lainnya.

Beranjak dari itu dan ilmu yang didapat orangtuanya Ong Sinshe akhirnya membuka praktik sendiri setelah mendapat restu orangtuanya.

“Dalam rentang waktu 45 tahun, kami berpindah pindah tempat praktik di kawasan Medan; mulai dari Jalan S Parman, Jalan Brigjen Katamso, Delitua, Sunggal, dan sekarang di Jalan Karya Karang Barombak,” kata pria yang akrab disapa Guru Ong ini.

Konsep menjalankan pengobatan ini menurut Guru Ong tidak terlepas dari petuah leluhur, yakni membantu orang yang butuh pertolongan, layani mereka dengan sebaik-baiknya, terutama pasien yang kurang mampu, dan jangan sesekali mematokan harga bagi pasien.

“Begitulah pesan orangtua saya, sewaktu saya ikut membantu usahanya dan belajar ilmu terapi ini darinya, dan ternyata semua itu berkah,” tuturnya.

Saat ini, Ong Sinshe memiliki puluhan murid yang belajar sekaligus membantunya menangani pasien di lokasi Praktik Ong Sinshe di Jalan Karya Gang Karya Sehati, Perumahan Karya Sehati Residence Nomor 7, Kelurahan Karang Berombak, Kecamatan Medan Barat.

Dari sekalian banyak murid yang pernah belajar dan membantunya, bahkan sudah ada yang membuka praktik pengobatan terapi sendiri.

Seperti di Pekan Baru ada tiga tempat yang ditangani murid Ahmad Fajar, Doni, dan ada satu lagi Ibu Rini. Kemudian ada yang Jawa Timur, Bojonegoro yang ditangani Bapak Sutrisno.

Dan, dalam waktu dekat ini, kata Guru Ong akan dibuka di Gunungsitoli, Nias oleh Asman Jaya Giawa.

“Semua yang membuka praktik terapi dari saya ini sudah mendapat izin dan sertifikat dari saya, kalau pun ada orang yang mengaku bekas murid saya lalu membuka praktik tanpa ada sertifikat dan izin dari saya, itu di luar tanggung jawab saya,” tegas Ong Sinshe.

Diakui Ong Sinshe dari sejumlah muridnya ada yang keluar begitu saja, tanpa seizinnya lalu mencoba membuka praktik sendiri. Kemudian mendapat kendala dalam menangani pasien. Setelah itu komplainnya ke Ong Sinshe.

”Nah, hal-hal inilah yang perlu saya antisipasi, jangan mencoba-coba membuka praktik sendiri tanpa seizin saya,” tandasnya.

Meski pun begitu, Ong Sinshe selalu berlapang dada bagi mantan murid-muridnya yang mencoba membuka usaha sendiri akhirnya menimbulkan masalah.

“Ya, namanya bekas murid, kadang mereka datang dan ada menghubungi saya meminta maaf agar dapat kembali, hati saya tidak tega dan selalu memaafkan mereka,” tutur Ong Sinshe.

Untuk itu, Ong Sinshe selalu membimbing murid-muridnya agar membantu pasien pasien yang berobat. “Tolong pasien dengan ikhlas, jangan bermain dalam situasi pasien butuh pertolongan, karena mereka butuh kesembuhan, petuah petuah leluhur itu selalu saya tanamkan kepada mereka,” kata Ong Sinshe.

Sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat dan muridnya, Ong Sinshe melakukan road show di tempat praktik pengobatan muridnya di Pekan Baru.

”Kemarin saya road show, sekaligus pembukaan praktik pengobatan muridnya saya di Pekan Baru, antusias masyarakat cukup tinggi di sana, dan saya langsung menangani pasien yanga ada di sana, ya mudah-mudahan kalau fisik saya kuat road show seperti ini terus saya lakukan,” ujarnya.

Di usianya yang menginjak kepala enam ini, Ong Sinshe mengakui sudah tidak sekuat dulu lagi. Meskipun begitu ayah dua anak itu tetap mengerahkan seluruh tenaganya demi mengobati pasiennya.

Tidak sia-sia memang. Nama Ong Sinshe kini sudah menyebar hampir di seluruh penjuru Indonesia. Pasien yang berobat pun tak tanggung-tanggung, dari kalangan bawah, tokoh agama, masyarakat, dan pejabat.

Bahkan beberapa stasiun televisi swasta dan televisi dalam negeri sudah mengundangnya wawancara khusus yang disiarkan live mau pun terpogram atas baktinya mengobati masyarakat.

“Bahkan dalam sesi wawancara di stasiun televisi, saya menyebutkan, sudah 45 tahun menjalani pengobatan terapi ini, dan saya disebut mereka The Legend. Itu mereka yang menyatakan saya begitu, loh,” beber Ong Sinshe sambil tertawa.

Sebagai bentuk kepedulian sosial, Ong Sinshe memiliki Yayasan Ong Sinshe Indonesia (YOSI). Yayasan sosial bertujuan untuk membantu masyarakat yang mengalami kendala ekonomi. Seperti dalam pengurusan jenazah, penyediaan ambulans, kremasi, hingga pemakaman jenazah.

“Kita juga memberikan sumbangan kepada masyarakat kurang mampu, baik itu berupa uang dan sembako,” pungkasnya. (azw)

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|