Puluhan Sampan Nelayan Rusak Diterjang Ombak

1 day ago 7

TELUK MENGKUDU, SUMUTPOS.CO – Puluhan sampan milik nelayan tradisional di pesisir Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) rusak berat setelah dihantam ombak besar disertai badai pada Rabu (22/10) dini hari. Akibat peristiwa itu, para nelayan di Desa Bogakbesar, Kecamatan Teluk Mengkudu, menderita kerugian yang ditaksir mencapai ratusan juta rupiah dan belum dapat kembali melaut.

Ilham (67), nelayan tradisional asal Dusun II Desa Bogakbesar, menceritakan detik-detik saat badai melanda. Ia baru saja pulang melaut pada Selasa (21/10) siang dan menambatkan sampannya di daratan bersama sampan nelayan lainnya. Namun, dini hari keesokan harinya, kabar buruk datang ombak besar menghantam perahu-perahu yang sudah dinaikkan ke pantai.

“Begitu saya cek ke lokasi, sampan saya hancur tertimbun pasir, mesin juga rusak berat dan tak bisa dipakai lagi. Selama lebih 25 tahun melaut, baru kali ini saya mengalami kejadian seperti ini,” ujar Ilham sedih. Ia mengaku mengalami kerugian sekitar Rp7 juta.

Nasib serupa dialami Jefri Marpaung (53) dan Amansyah (67), warga Dusun I Desa Bogakbesar. Badai yang disertai ombak besar merusak mesin sampan mereka, menimbulkan kerugian masing-masing mencapai Rp3 juta dan Rp5 juta.

Ketua Kelompok Nelayan Tunas Baru, Sabaruddin, mengatakan sedikitnya 70 sampan terdampak badai. Sebanyak 30 di antaranya rusak, dengan 7 sampan mengalami kerusakan berat. “Kerugian seluruhnya diperkirakan mencapai Rp160 juta. Korban tidak hanya dari kelompok kami, tapi juga dari Kelompok Paripurna dan Cahaya Baru,” jelasnya.

Kepala Dusun I Desa Bogakbesar, Misno, menambahkan badai mulai terjadi sejak Selasa sore dan mencapai puncak pada Rabu dini hari. “Ombak besar bahkan menjangkau daratan sejauh 25 hingga 30 meter dari bibir pantai. Puluhan sampan yang ditambat di darat ikut terseret dan rusak,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Federasi Serikat Nelayan Nasional (FSNN) Sumut, Irwan Syahril, bersama perwakilan Aliansi Nelayan Sumatera Utara (ANSU), Khair Marpaung, yang meninjau lokasi mengatakan badai besar melanda hampir seluruh perairan Selat Malaka, termasuk di wilayah Teluk Mengkudu dan Tanjungberingin.

“Banyak nelayan yang tidak bisa melaut karena sampan dan alat tangkap mereka rusak. Total kerugian di dua kecamatan itu mencapai sekitar Rp170 juta,” terang Khair.

Kini para nelayan di pesisir Teluk Mengkudu hanya bisa pasrah menanti bantuan pemerintah agar dapat segera memperbaiki sampan dan kembali melaut mencari nafkah.(fad/azw)

TELUK MENGKUDU, SUMUTPOS.CO – Puluhan sampan milik nelayan tradisional di pesisir Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) rusak berat setelah dihantam ombak besar disertai badai pada Rabu (22/10) dini hari. Akibat peristiwa itu, para nelayan di Desa Bogakbesar, Kecamatan Teluk Mengkudu, menderita kerugian yang ditaksir mencapai ratusan juta rupiah dan belum dapat kembali melaut.

Ilham (67), nelayan tradisional asal Dusun II Desa Bogakbesar, menceritakan detik-detik saat badai melanda. Ia baru saja pulang melaut pada Selasa (21/10) siang dan menambatkan sampannya di daratan bersama sampan nelayan lainnya. Namun, dini hari keesokan harinya, kabar buruk datang ombak besar menghantam perahu-perahu yang sudah dinaikkan ke pantai.

“Begitu saya cek ke lokasi, sampan saya hancur tertimbun pasir, mesin juga rusak berat dan tak bisa dipakai lagi. Selama lebih 25 tahun melaut, baru kali ini saya mengalami kejadian seperti ini,” ujar Ilham sedih. Ia mengaku mengalami kerugian sekitar Rp7 juta.

Nasib serupa dialami Jefri Marpaung (53) dan Amansyah (67), warga Dusun I Desa Bogakbesar. Badai yang disertai ombak besar merusak mesin sampan mereka, menimbulkan kerugian masing-masing mencapai Rp3 juta dan Rp5 juta.

Ketua Kelompok Nelayan Tunas Baru, Sabaruddin, mengatakan sedikitnya 70 sampan terdampak badai. Sebanyak 30 di antaranya rusak, dengan 7 sampan mengalami kerusakan berat. “Kerugian seluruhnya diperkirakan mencapai Rp160 juta. Korban tidak hanya dari kelompok kami, tapi juga dari Kelompok Paripurna dan Cahaya Baru,” jelasnya.

Kepala Dusun I Desa Bogakbesar, Misno, menambahkan badai mulai terjadi sejak Selasa sore dan mencapai puncak pada Rabu dini hari. “Ombak besar bahkan menjangkau daratan sejauh 25 hingga 30 meter dari bibir pantai. Puluhan sampan yang ditambat di darat ikut terseret dan rusak,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Federasi Serikat Nelayan Nasional (FSNN) Sumut, Irwan Syahril, bersama perwakilan Aliansi Nelayan Sumatera Utara (ANSU), Khair Marpaung, yang meninjau lokasi mengatakan badai besar melanda hampir seluruh perairan Selat Malaka, termasuk di wilayah Teluk Mengkudu dan Tanjungberingin.

“Banyak nelayan yang tidak bisa melaut karena sampan dan alat tangkap mereka rusak. Total kerugian di dua kecamatan itu mencapai sekitar Rp170 juta,” terang Khair.

Kini para nelayan di pesisir Teluk Mengkudu hanya bisa pasrah menanti bantuan pemerintah agar dapat segera memperbaiki sampan dan kembali melaut mencari nafkah.(fad/azw)

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|