Mudik Pasca Lebaran 2025: Demi Sego Berkat, Perantau Wonogiri Rela Pulang Kampung​

6 hours ago 2
Sego berkat Pracimantoro varian oseng lombok.

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Fenomena unik terjadi pasca Lebaran 2025. Sejumlah perantau asal Wonogiri memilih mudik setelah hari raya, bukan saat puncak arus mudik.

Alasannya bukan semata-mata untuk menghindari kemacetan atau menyesuaikan jadwal cuti, melainkan demi menikmati Sego Berkat khas hajatan Wonogiri yang hanya bisa dirasakan langsung di kampung halaman.​

“Ibaratnya kami mudik demi Sego Berkat,” ujar Anton, perantau yang bekerja di Bogor, Senin (21/4/2025).

Menurutnya, Sego Berkat yang disantap langsung saat hajatan memiliki rasa yang lebih nikmat dan suasana yang tak tergantikan.

“Rasanya lebih nendang, vibes-nya kena,” tambahnya.​

Sego Berkat merupakan nasi bungkus khas Wonogiri yang biasanya disajikan dalam acara hajatan seperti pernikahan atau khitanan. Meskipun kini banyak warung makan yang menjual Sego Berkat, namun bagi para perantau, menikmati hidangan ini langsung di acara hajatan memiliki sensasi tersendiri.

Dwiningsih, perantau lainnya, menyatakan bahwa Sego Berkat dari hajatan langsung adalah yang paling ditunggu-tunggu saat mudik ke Wonogiri.

“Beda saja dengan yang dijual di warung makan itu. Sego Berkat saat hajatan langsung adalah yang asli, lebih nikmat disantap,” sebutnya. ​

Selain alasan kuliner, beberapa perantau memilih mudik pasca Lebaran karena baru mendapatkan cuti setelah hari raya. Mudik setelah Lebaran juga dianggap lebih nyaman karena lalu lintas yang lebih lengang dan tarif transportasi yang lebih terjangkau.

“Memilih mudik pada libur kenaikan kelas memberikan beberapa keuntungan bagi para perantau. Pertama, dapat menghindari kemacetan parah yang biasanya terjadi di jalur mudik saat Lebaran,” ungkap Heny, salah satu pemudik asal Kecamatan Ngadirojo.​

Fenomena mudik pasca Lebaran ini menunjukkan bahwa tradisi dan kenangan masa kecil masih menjadi daya tarik kuat bagi para perantau untuk kembali ke kampung halaman. Sego Berkat bukan sekadar hidangan, tetapi simbol kebersamaan dan nostalgia yang sulit ditemukan di perantauan.​

Dengan demikian, mudik pasca Lebaran bukan hanya soal waktu yang fleksibel, tetapi juga tentang mengejar kenangan dan rasa yang hanya bisa ditemukan di kampung halaman.​ Aris Arianto

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|