LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Pujakesuma Eko Sopianto mengajak warga Pujakesuma dan seluruh elemen masyarakat untuk bersama menumpas komplotan begal yang saat ini marak di Kabupaten Deliserdang.
Hal itu ditegaskan Eko saat berkumpul bersama anggotanya serta pengurus Pujakesuma daerah di Pendopo Agung yang terletak di Desa Bangunsari Kecamatan Tanjungmorawa Kabupaten Deliserdang Selasa (14/10) sekitar pukul 22.30 WIB.
Eko menjelaskan, saat ini masyarakat resah dan geram dengan aksi para begal yang melukai siapa saja asalkan bisa merampok harta benda mereka. Tak peduli tua muda kakek nenek. naik sepeda motor atau mobil disikat sama gerombolan begal itu saat ini.
“Saya minta masyarakat tak usah bergantung pada aparat keamanan lagi. Ayo sama sama kita tumpas para begal itu. Karena kalau mengharapkan petugas itu dah capek kita, yang ada korban berjatuhan terus tapi pelaku pelaku begal itu masih bebas merampok dan melukai masyarakat,” katanya.
“Kami Pujakesuma merasa prihatin ya dengan kinerja aparat keamanan yang sampai saat ini tidak ada tindakan tegas memberantas para pelaku begal di Deliserdang. Padahal sudah banyak korban berjatuhan,” imbuh Ketua Umum DPP Pujakesuma Eko Sopianto itu.
Eko menambahkan, deretan kasus begal hampir tiap hari kita lihat di media sosial hampir tiap hari ada kejadian begal dan maling sepeda motor, baik di Tanjungmorawa, Lubukpakam, Batangkuis, Pagarmerbau, Galang terus terjadi. Apalagi di Medan Percut Seituan, Tembung di sana.
Masyarakat kini dihantui ketakutan berkendara saat malam hingga subuh. Korban begal pun sudah berjatuhan. “Mengapa sampai sekarang tidak ada tindakan tegas. Sweeping tiap hari dari tengah malam sampai menjelang subuh, enggak mungkin tak ketangkap. Sekarang para begal itu merasa bebas dan ketagihan terus. Mau berangkat salat subuh atau belanja ke pasar saat takut diketahui begal yang bebas berkeliaran membawa senjata tajam,” tandasnya.
“Jangan nunggu viral sudah ada korban jiwa baru aparat itu bekerja. Warga ketakutan kerja malam, mau salat subuh atau belanja ke pajak. Situasi sudah sangat darurat harus ditindak tegas,” pungkas Eko.(btr/azw)
LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Pujakesuma Eko Sopianto mengajak warga Pujakesuma dan seluruh elemen masyarakat untuk bersama menumpas komplotan begal yang saat ini marak di Kabupaten Deliserdang.
Hal itu ditegaskan Eko saat berkumpul bersama anggotanya serta pengurus Pujakesuma daerah di Pendopo Agung yang terletak di Desa Bangunsari Kecamatan Tanjungmorawa Kabupaten Deliserdang Selasa (14/10) sekitar pukul 22.30 WIB.
Eko menjelaskan, saat ini masyarakat resah dan geram dengan aksi para begal yang melukai siapa saja asalkan bisa merampok harta benda mereka. Tak peduli tua muda kakek nenek. naik sepeda motor atau mobil disikat sama gerombolan begal itu saat ini.
“Saya minta masyarakat tak usah bergantung pada aparat keamanan lagi. Ayo sama sama kita tumpas para begal itu. Karena kalau mengharapkan petugas itu dah capek kita, yang ada korban berjatuhan terus tapi pelaku pelaku begal itu masih bebas merampok dan melukai masyarakat,” katanya.
“Kami Pujakesuma merasa prihatin ya dengan kinerja aparat keamanan yang sampai saat ini tidak ada tindakan tegas memberantas para pelaku begal di Deliserdang. Padahal sudah banyak korban berjatuhan,” imbuh Ketua Umum DPP Pujakesuma Eko Sopianto itu.
Eko menambahkan, deretan kasus begal hampir tiap hari kita lihat di media sosial hampir tiap hari ada kejadian begal dan maling sepeda motor, baik di Tanjungmorawa, Lubukpakam, Batangkuis, Pagarmerbau, Galang terus terjadi. Apalagi di Medan Percut Seituan, Tembung di sana.
Masyarakat kini dihantui ketakutan berkendara saat malam hingga subuh. Korban begal pun sudah berjatuhan. “Mengapa sampai sekarang tidak ada tindakan tegas. Sweeping tiap hari dari tengah malam sampai menjelang subuh, enggak mungkin tak ketangkap. Sekarang para begal itu merasa bebas dan ketagihan terus. Mau berangkat salat subuh atau belanja ke pasar saat takut diketahui begal yang bebas berkeliaran membawa senjata tajam,” tandasnya.
“Jangan nunggu viral sudah ada korban jiwa baru aparat itu bekerja. Warga ketakutan kerja malam, mau salat subuh atau belanja ke pajak. Situasi sudah sangat darurat harus ditindak tegas,” pungkas Eko.(btr/azw)