Sekolah Rakyat Siap Beroperasi 2025, Rekrutmen Siswa Dimulai April

6 days ago 11
Petugas menata kursi ruangan kelas Sekolah Rakyat untuk jenjang SMA di Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL), Bekasi, Jawa Barat, 8 Maret 2025. Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan sekitar 40 Sekolah Rakyat di berbagai daerah rencananya akan memulai kegiatan pada tahun ajaran 2025/2026 dari jenjang SD, SMP, dan SMA yang diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrim sebagai upaya memberikan fasilitas pendidikan yang layak | tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Kementerian Sosial (Kemensos) akan memulai proses rekrutmen siswa Sekolah Rakyat pada 1 April 2025. Program pendidikan ini ditujukan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu yang belum memiliki akses pendidikan layak. Pemerintah menargetkan sebanyak 100 Sekolah Rakyat beroperasi di seluruh Indonesia pada tahun ajaran baru 2025/2026.

Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat Mohammad Nuh menyatakan bahwa tim satuan tugas akan mulai mendata dan merekrut calon siswa sesuai kategori ekonomi masing-masing daerah.

“Insyaallah mulai dari 1 April, teman-teman Satgas Sekolah Rakyat sudah mulai melakukan rekrutmen calon-calon murid sesuai dengan desil yang ada di masing-masing daerah,” kata Nuh usai Rapat Pleno Persiapan Penerimaan Siswa Baru Sekolah Rakyat di Kantor Kemensos, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (19/3/2025).

Sementara itu, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyebutkan bahwa dari target 100 sekolah, saat ini terdapat 53 unit Sekolah Rakyat yang siap dioperasikan pada tahun ajaran mendatang. “Usulan dari provinsi, kabupaten, kota terus meningkat, sudah lebih dari 200, baik itu berupa bangunan maupun berupa lahan kosong,” kata Gus Ipul usai menyampaikan laporan kepada Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/3/2025).

Dari jumlah tersebut, 53 unit Sekolah Rakyat sudah siap digunakan, sebagian besar merupakan aset milik Kemensos. Selain itu, terdapat 82 lokasi lain yang sedang dalam tahap asesmen awal untuk menentukan kelayakan bangunan maupun lahan yang bisa dimanfaatkan.

“Sekarang jumlahnya ada 82 yang sedang dalam proses asesmen oleh Kementerian Pekerjaan Umum,” tutur Gus Ipul.

Sekolah Rakyat Tak Menggeser Sekolah Umum

Salah satu prinsip utama pendirian Sekolah Rakyat adalah menjangkau anak-anak yang belum memiliki akses ke pendidikan formal tanpa mengambil jatah siswa dari sekolah yang sudah ada. Mohammad Nuh menegaskan bahwa Sekolah Rakyat tidak akan bersaing dengan sekolah umum.

“Kita tidak ingin saling meniadakan dengan sekolah yang existing (sudah ada) karena dikhawatirkan kehadiran Sekolah Rakyat bisa menggeser atau mengambil jatah murid sekolah yang sudah ada,” katanya dalam konferensi pers di kantor Kemensos, Jakarta, Selasa (25/3/2025).

Kemensos bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sedang memetakan tingkat kemiskinan di sekitar 53 titik Sekolah Rakyat yang akan dibuka.

“Kami sedang memetakan di sekitar lokasi titik tadi itu, berapa jumlah total kemiskinan sesuai dengan strata usianya. Jika usia SD banyak, tentu juga nanti akan didirikan SD,” ujar Nuh.

Berdasarkan data Angka Partisipasi Kasar (APK), jumlah anak usia SMA yang masih sekolah baru mencapai 80 persen, sehingga masih ada 20 persen yang belum mengenyam pendidikan lanjutan. Kehadiran Sekolah Rakyat diharapkan dapat mengakomodasi anak-anak dari kelompok ekonomi rentan agar tetap bisa melanjutkan pendidikan hingga jenjang yang lebih tinggi.

Matrikulasi Sebelum Tahun Ajaran Baru

Sebelum memasuki tahun ajaran baru pada pertengahan Juli 2025, Kemensos akan menyelenggarakan program matrikulasi atau penyetaraan ilmu bagi calon siswa Sekolah Rakyat. Program ini akan berlangsung selama satu bulan untuk memastikan siswa memiliki kesiapan akademik dan sosial yang memadai.

“Kami berikan matrikulasi paling tidak satu bulan sebelumnya. Jadi kami undang dulu, terima dulu, asramakan dulu, kami matrikulasi untuk menyiapkan standarnya,” ujar Nuh.

Sekolah Rakyat merupakan program unggulan Presiden Prabowo Subianto dengan Kementerian Sosial sebagai penanggung jawab utama. Konsep sekolah ini berbasis asrama atau boarding school, dimulai dari jenjang SMA, dengan rencana perluasan hingga jenjang SD dan SMP. Lulusan Sekolah Rakyat diharapkan dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan dukungan beasiswa Bidik Misi, sehingga mampu memutus mata rantai kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup mereka di masa depan.

www.tempo.co

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|